Kamis, Februari 12, 2009

Evakuasi Korban KM. Anugerah Mulia

10 Februari 2009 Kantor SAR Kupang kehadiran tamu. Tamu tersebut ternyata adalah keluarga korban tenggelamnya KM. Anugerah Mulia yang karam dan tenggelam di Perairan Tanjung Patalo, Kabupaten Kupang. Kapal naas tersebut sedianya mau kembali ke Kupang setelah mengirim beberapa kubik kayu ke Dili, Timor Leste. Tapi naas ta bisa dihindar, kapal yang diawaki 6 orang termasuk nahkoda ini kehabisan bahan bakar dan terombang ambing sebelum akhirnya menabrak karang dan pecah. Namun, 6 orang tersebut berhasil berenang ke tepi pantai. Sesaat sebelum kejadian, salah satu korban menghubungi keluarganya yang tinggal di Oesapa, Kupang, untuk meminta pertolongan ke Kantor SAR Kupang guna mengevakuasi mereka yang sedang dalam keadaan kapal bocor.

Karena peralatan yang dimiliki oleh Kantor SAR Kupang sangat terbatas maka Kakansar memerintahkan Kasubsie Operasi untuk menghubungi Lantamal IV Kupang guna berkoordinasi dan memanfaatkan KAL Kembang yang sedang sandar di Pelabuhan Tenau. Namun, belum keluar dari Perairan Kota Kupang, ombak setinggi 3 meter telah menunggu di kejauhan. Tim SAR di KAL Kembang akhirnya bertolak kembali ke Pelabuhan Tenau dan akan dicoba keesokan harinya. Hari kedua, KAL Kembang tetap tidak mampu meneruskan pencarian karena ombak yang tidak bersahabat.

Photobucket

Tim Rescue Kantor SAR Kupang dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana mencoba untuk menghitung bisa tidaknya mengevakuasi korban yang sekarang ada di tepi pantai tapi tetap butuh pertolongan karena mereka jauh dari perkampungan penduduk sehingga tidak ada makanan dan minuman yang cukup untuk mereka bertahan lebih lama lagi. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, hari Rabu, 11 Februari 2009, 5 orang rescuer yang dikomandani oleh Supriyanto Ridwan, memacu Searider 75 PK ke Perairan Patalo.

Photobucket

Photobucket

Tuhan memang mempunyai hak sepenuhnya terhadap hidup manusia. Itulah iman orang yang beragama. Syukur tak bisa dipungkiri lagi ketika 6 orang korban tiba di Pasir Panjang, Kota Kupang. Keluarga menyambut korban dengan tangisan dan pelukan. Bahkan istri nahkoda kapal sempat pingsan karena sangat senang suaminya bisa kembali dalam keadaan selamat.

Berikut adalah nama keenam korban karamnya KM. Anugerah Mulia :
1. Mansur N. Dokeng (Nahkoda)
2. Nursalim
3. Hermawan
4. Kornelis Raga
5. Rustam MAhmud
6. Arifin

Sekali lagi… Tim Rescue Kantor SAR Kupang berkat pertolongan Tuhan, mampu memberikan yang terbaik untuk masyarakat Nusa Tenggara Timur. Mudah – mudahan dengan semakin beratnya tantangan di depan yang menuntut insan SAR untuk lebih berani dan profesional mampu bekerja lebih baik dari hari ke hari sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dirasakan manfaatnya. Apalagi dengan status Basarnas yang telah lepas dari Departemen Perhubungan, insan SAR harus lebih agresif tampil di garda depan setiap musibah dan bencana yang melanda negeri ini.

Penulis : Ferry Yulianto,SS (Humas Kantor SAR Kupang)

Evakuasi Warga Korban Banjir di Tarus, Kupang

Beberapa hari ini Kota Kupang diguyur hujan yang cukup deras. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai gelisah karena air pasti meluap. Tapi kepanikan mereka kini kian bertambah karena luapan air banjir dari volume air hujan yang meningkat berlahan namun pasti mulai merendam sebagian rumah mereka. Satu persatu perabot dan peralatan elektronik mereka ungsikan di rumah warga dan sanak saudara yang terbebas dari banjir.

Salah satu daerah rawan banjir yang ada di Kupang adalah Dusun Mata Air, Desa Kelapa Tinggi, Tarus, Kupang. Dusun ini memang langganan banjir setiap tahun. Menurut Kepala Desa setempat, banjir di wilayah ini terjadi setiap tahun sejak tahun 80-an. Dulu kepala keluarga yang tinggal di Dusun Mata Air tidak terlalu banyak. Hanya 8 KK. Namun, sekarang di dusun ini telah tinggal 60 KK dengan total warga sebanyak 233 jiwa. Kebanyakan warga yang tinggal adalah wanita dan anak – anak. Mata pencaharian warga sekitar adalah nelayan dan petani. Dusun ini memang berdekatan dengan muara sehingga saat volume air sungai naik, otomatis wilayah yang tidak jauh dari laut ini, akan tergenang oleh air kiriman. Puluhan hektar lahan pertanian tergenang air kiriman dan hujan yang menyebabkan beberapa lahan rusak.

Photobucket

Photobucket

Pada hari Selasa, 10 Februari 2009, warga yang diwakili oleh Kepala Dusun Mata Air dan Kepala Desa Kelapa Tinggi melapor di Kantor SAR Kupang untuk meminta pertolongan evakuasi warga yang terjebak di antara genangan air yang semakin hari semakin meluap. Awalnya, warga tidak mau untuk dievakuasi karena sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Namun, Kepala Dusun melihat cuaca yang tidak kunjung cerah dan hujan yang terus lebat, berinisiatif untuk meminta bantuan tempat pengungsian bagi warga disana kepada pemerintah Kota Kupang. Proses evakuasi mengalami kendala meskipun beberapa anggota Satpol PP Kota Kupang dan anggota dari Polres Kota Kupang datang membantu evakuasi. Warga tetap mau bertahan di rumah mereka untuk menjaga harta dan ternak mereka. Setelah dilakukan dialog persuasif akhirnya warga mengalah. Semua wanita, anak – anak, dan orang tua diungsikan sedangkan kepala keluarga dan remaja tetap tinggal dengan segala resikonya ditanggung oleh mereka sendiri. Setelah hampir 4 jam proses evakuasi, seluruh warga yang mau diungsikan dibawa dengan kendaraan truk Dalmas milik Polres Kota Kupang dan kendaraan truk milik Pol PP Kota Kupang.

Photobucket

Photobucket

Pertanyaan yang mungkin masih tertinggal di benak kita adalah apakah banjir di Dusun Mata Air, Kelapa Tinggi ini akan terus berlangsung tiap tahun dan dibiarkan begitu saja? Apakah evakuasi akan dilakukan tiap tahun dan jadi agenda pemerintah setempat? Apakah tidak ada solusi agar warga disana bisa hidup tenang dan aman?

Entahlah … ini adalah pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Kupang.

Penulis : Ferry Yulianto,SS (Humas Kantor SAR Kupang)