Kamis, Februari 12, 2009

Evakuasi Warga Korban Banjir di Tarus, Kupang

Beberapa hari ini Kota Kupang diguyur hujan yang cukup deras. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai gelisah karena air pasti meluap. Tapi kepanikan mereka kini kian bertambah karena luapan air banjir dari volume air hujan yang meningkat berlahan namun pasti mulai merendam sebagian rumah mereka. Satu persatu perabot dan peralatan elektronik mereka ungsikan di rumah warga dan sanak saudara yang terbebas dari banjir.

Salah satu daerah rawan banjir yang ada di Kupang adalah Dusun Mata Air, Desa Kelapa Tinggi, Tarus, Kupang. Dusun ini memang langganan banjir setiap tahun. Menurut Kepala Desa setempat, banjir di wilayah ini terjadi setiap tahun sejak tahun 80-an. Dulu kepala keluarga yang tinggal di Dusun Mata Air tidak terlalu banyak. Hanya 8 KK. Namun, sekarang di dusun ini telah tinggal 60 KK dengan total warga sebanyak 233 jiwa. Kebanyakan warga yang tinggal adalah wanita dan anak – anak. Mata pencaharian warga sekitar adalah nelayan dan petani. Dusun ini memang berdekatan dengan muara sehingga saat volume air sungai naik, otomatis wilayah yang tidak jauh dari laut ini, akan tergenang oleh air kiriman. Puluhan hektar lahan pertanian tergenang air kiriman dan hujan yang menyebabkan beberapa lahan rusak.

Photobucket

Photobucket

Pada hari Selasa, 10 Februari 2009, warga yang diwakili oleh Kepala Dusun Mata Air dan Kepala Desa Kelapa Tinggi melapor di Kantor SAR Kupang untuk meminta pertolongan evakuasi warga yang terjebak di antara genangan air yang semakin hari semakin meluap. Awalnya, warga tidak mau untuk dievakuasi karena sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Namun, Kepala Dusun melihat cuaca yang tidak kunjung cerah dan hujan yang terus lebat, berinisiatif untuk meminta bantuan tempat pengungsian bagi warga disana kepada pemerintah Kota Kupang. Proses evakuasi mengalami kendala meskipun beberapa anggota Satpol PP Kota Kupang dan anggota dari Polres Kota Kupang datang membantu evakuasi. Warga tetap mau bertahan di rumah mereka untuk menjaga harta dan ternak mereka. Setelah dilakukan dialog persuasif akhirnya warga mengalah. Semua wanita, anak – anak, dan orang tua diungsikan sedangkan kepala keluarga dan remaja tetap tinggal dengan segala resikonya ditanggung oleh mereka sendiri. Setelah hampir 4 jam proses evakuasi, seluruh warga yang mau diungsikan dibawa dengan kendaraan truk Dalmas milik Polres Kota Kupang dan kendaraan truk milik Pol PP Kota Kupang.

Photobucket

Photobucket

Pertanyaan yang mungkin masih tertinggal di benak kita adalah apakah banjir di Dusun Mata Air, Kelapa Tinggi ini akan terus berlangsung tiap tahun dan dibiarkan begitu saja? Apakah evakuasi akan dilakukan tiap tahun dan jadi agenda pemerintah setempat? Apakah tidak ada solusi agar warga disana bisa hidup tenang dan aman?

Entahlah … ini adalah pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Kupang.

Penulis : Ferry Yulianto,SS (Humas Kantor SAR Kupang)

Tidak ada komentar: